Isu pemanasan global saat ini
menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Saat ini suhu terasa semakin
panas. Temperatur udara meningkat. Es di kutub mencair. Salju di
puncak gunung meleleh, akibatnya permukaan air laut naik, banjir pasang
pun terjadi. Pantai akan semakin menjorok ke daratan.
Peduli
terhadap perubahan iklim bukan berarti kita harus kembali hidup di
zaman batu. Ada beberapa langkah cerdas dengan pilihan yang bebas dari
keruwetan agar kita dapat berpartisipasi mencegah kerusakan lingkungan,
sekaligus meremajakan tubuh, rumah, dan bumi secara bersamaan. Berikut
ini adalah 10 cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk
menghijaukan rumah.
1. Pilih perabot rumah yang ramah lingkungan
Sebelum
membeli perabot rumah yang berbahan kayu, periksa apakah bahan yang
digunakannya berasal dari hutan yang dikelola untuk industri. Ini dapat
mengurangi dampak negatif hilangnya hutan yang berfungsi sebagai
penyerap karbon dioksida, pencegah tanah longsor, dan penyedia habitat
bagi berbagai tumbuhan serta hewan.
Selain
itu, perabot rumah yang tahan lama juga dapat dipilih karena akan
mengehemat pengeluaran di masa depan dan membantu mengurangi tumpukan
sampah di tempat pembuangan.
Membeli
perabot antik, jika memungkinkan, juga menjadi alternatif tersendiri.
Karena selain mengurangi volume sampah, gaya yang terdapat pada barang
antik tak lekang oleh zaman.
2. Kurangi penggunaan bahan kimia
Bahan
kimia buatan manusia memang ampuh membantu membasmi serangga dan
membuat perabotan berkilau. Namun sebenarnya, kita juga pelan-pelan
dibunuhnya.
Sebuah penelitian
baru-baru ini menemukan 200 senyawa industri, polutan dan bahan kimia
lainnya dalam tali pusat bayi yang baru lahir. Dari jumlah tersebut,
tujuh di antaranya adalah bahan pestisida berbahaya yang sebagian sudah
dilarang penggunaannya di Amerika lebih dari 30 tahun lalu.
Jadi,
buang semua racun itu dan beralihlah ke bahan kimia alami, non-racun,
dan sama efektifnya dalam membasmi hama pengganggu. Bahan kimia alami
mungkin saja sudah kita miliki di dapur. Cobalah temukan informasi lebih
banyak soal penggunaannya.
3. Bantai si vampir energi
Alat-alat
rumah tangga elektronik, merekalah para vampir energi. Taring buas
mereka yang selalu menancap tajam ke colokan listrik, siang dan malam
sepanjang hari, tetap menyedot listrik meskipun kita sudah mematikannya.
Beberapa perangkat yang tetap memangsa listrik hingga mencapai 1.000
kilowatt jam setahun di setiap rumah tangga adalah pemanggang roti,
penyeduh kopi, pengering rambut, komputer, printer, dan pengisi ulang
(charger) baterai ponsel.
Langkah
mudah dan praktis untuk membantai si vampir energi ini adalah dengan
menggunakan colokan yang dilengkapi dengan pembatas arus listrik dan
surge protector (pelindung dari naik-turun tegangan listrik secara
drastis dan tiba-tiba). Dengan perangkat ini, kita tak perlu memeriksa
dan mencabut setiap perangkat yang masih terhubung ke colokan listrik.
Saat hendak beristirahat atau bepergian kita hanya tinggal menekan
tombol pemutus arusnya ke posisi off.
4. Mulailah mandiri energi
Meski
belum menjadi pilihan populer, namun Indonesia kaya akan sumber energi
alternatif yang bisa jadi pilihan seperti angin, sinar matahari,
mikrohidro hingga panas bumi. Keempat sumber energi itu jauh lebih ramah
lingkungan dibandingkan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan
batu bara sebagai sumber energi. Sebagai catatan, batu bara adalah
salah satu penyumbang besar emisi gas rumah kaca. Dan karena energi
terbarukan seperti sinar matahari dan angin dapat dimanfaatkan secara
gratis, maka beralih ke sumber energi ini dapat mengurangi tagihan
listrik.
5. Lakukan 3 R
Mulai
mengaplikasikan 3 R - reduce, reuse, recycle - dalam kehidupan
sehari-hari. Caranya, kurangi (reduce) konsumsi personal kita dari
barang-barang yang tidak bisa digunakan kembali (reuse). Akan tetapi,
menggunakan kembali sebuah produk adalah sebuah tindakan yang lebih
bersahabat dengan lingkungan dibanding mendaur ulang (recycle).
Sedangkan langkah daur ulang dengan memilah sampah yang bisa diproses
kembali menjadi produk baru merupakan tindakan yang mudah untuk membantu
menjaga lingkungan.
6. Beli bahan pangan lokal
Tahukah
Anda kalau kembang kol adalah sayur yang sering menempuh perjalanan
keliling dunia? Dan tomat merupakan salah satu buah yang sering naik
pesawat terbang? Belum lagi buah-buahan lainnya yang juga diimpor dari
negara lain. Tanpa kita sadari, perjalanan buah dan sayur-mayur itu
telah menyumbang polusi dan emisi gas urmah kaca selama perjalanannya.
Oleh
karena itu, membeli buah dan sayur-mayur lokal yang ditanam para
petani setempat akan mengurangi food miles (jarak yang harus ditempuh
dari kebun sampai ke piring Anda) yang berarti akan mengurangi polusi
dan emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan alat trasnportasi selama
perjalanan. Selain itu, dengan membeli buah dan sayur-mayur lokal Anda
akan mendapatkannya dalam kondisi yang lebih segar bukan?
7. Beralihlah ke internet
Beralih
ke internet dapat membantu menyelamatkan hutan dari deforestrasi.
Sebab, lebih dari 34 juta acre (setara 157.964 hektar) pohon ditebang
setiap tahun untuk berbagai kebutuhan termasuk memproduksi kertas serta
mengakibatkan emisi karbon yang dilepas ke atmosfir naik hingga 25%.
Maka, beralihlah ke internet untuk mengurangi tumpukan surat, katalog
maupun kertas-kertas lainnya.
8. Tolak kantong plastik
Kita
sudah sangat terbiasa menerima kantong plastik saat berbelanja di
toko, supermarket atau pasar tradisional. Padahal kantong plastik yang
beredar saat ini sebagian besar berbahan dasar minyak tanah sehingga
sulit terurai secara alami. Perlu waktu ratusan tahun agar sebuah
kantong plastik dapat terurai. Kantong plastik yang dibuang ke laut juga
seringkali membuat hewan laut mati tersedak karena mengiranya sebagai
potongan makanan.
Di Indonesia
saat ini sudah mualai tersedia produk kantong plastik yang dapat
terurai secara alami dalam waktu dua tahun. Namun, mengingat waktu
penguraian itu masih terlalu lama sehingga masih berpotensi menimbulkan
tumpukan sampah plastik yang menggunung, sebaiknya kita mulai
menjauhkan diri dari kantong plastik. Dengan membawa tas kanvas yang
dapat digunakan kembali ketika berbelanja ke toko atau supermarket dan
menggunakannya untuk membawa belanjaan, maka kita sudah berpartisipasi
dalam mengurangi sampah plastik.
9. Carilah logo bintang
Sebuah
rumah rata-rata menghasilkan emisi gas rumah kaca dua kali lebih
banyak dibandingkan mobil. Sumbernya adalah perangkat elektronik yang
boros energi dan belum memenuhi standar ramah lingkungan seperti energy
star yang berlogo bintang. Dengan membeli perangkat elektronik berlogo
bintang tersebut berarti kita sudah ikut berperan mengurangi emisi gas
rumah kaca sambil memangkas sepertiga total tagihan listrik.
10. Gunakan lampu pijar hemat energi
Kalau
Anda ingin berperan serta menjaga bumi melalui satu langkah mudah,
gunakan lampu compact fluorescent light bulbs (CFLs). Lampu CFL umumnya
dapat digunakan pada dudukan lampu bohlam namun menggunakan sumber
pencahayaan yang berasal dari pendaran fluor saat dialiri arus listrik,
mirip seperti lampu neon. Sedangkan lampu bohlam menggunakan kawat
filamen yang berpijar saat dialiri arus listrik sebagai sumber
cahayanya.
Produk lampu CFL ini
sudah banyak beredar di pasar dengan berbagai merek, variasi serta
beragam pilihan daya. Meski harganya lebih mahal dari lampu bohlam,
lampu ini memiliki masa pakai hingga 10 kali lebih lama. Lampu CFL juga
75% lebih hemat energi sehingga mengganti satu lampu bohlam saja dapat
mereduksi 227 kg emisi karbon dioksida dalam setahun. Sementara
mengganti 17 lampu bohlam dengan lampu CFL memberi efek yang setara
dengan mengurangi satu mobil dari jalan raya dalam setahun.
Sumber: Live Science